Vanesha membantu Raffa membersihkan lukanya, wanita itu terenyuh melihat semua itu. Membayangkan rasa sakit yang dialami Raffa dan harus menahannya selama belasan jam ketika dalam perjalanan kemari, untuk menemuinya. “Sayang?” Raffa menoleh ke belakang, karena Vanesha malah diam ketika sedang mengelap punggungnya. “Y-ya, sebentar!” sahut Vanesha dengan suara terbata, cepat dia kembali membasuh punggung Raffa dengan kain yang sudah dicelupkan ke dalam air hangat. Raffa mendengar suaranya yang seperti menahan tangis itu, dia pun memutar tubuhnya untuk memandang Vanesha sepenuhnya. Vanesha yang terkejut karena Raffa malah berbalik, langsung menundukkan kepalanya dengan gugup sambil mengusap air mata. “Vanesha,” panggil Raffa, dia tahu istrinya itu sedang menangis. “Sayang, ada apa?” tan