Arthur tersenyum melihat putri bungsu dan menantunya bisa langsung akrab dan berbincang hangat. “Sekarang Papa lega, kalian sudah bertemu dan akhirnya bisa berkumpul kembali. Papa yakin Mamamu akan mendapatkan kebahagiaannya sekalipun Papa tidak ada!” Layla menoleh pada Arthur dengan wajah cemberut. “Papa ngomong apa? Kenapa omongannya jadi melantur begitu!” gerutunya tidak suka. Arthur tertawa kecil. “Manusia bisa meninggal kapan saja dan seandainya Papa ditakdirkan untuk meninggalkan kalian lebih dulu, Papa merasa lega karena kalian sudah bersatu dan bisa mempersamai Mama lebih lama dari Papa!” Sesaat suasana terasa hening. “Sudah, ah! Jangan ngomong sembarangan!” ujar Layla ketus. “Tidak akan ada yang meninggal! Kita semua akan berkumpul bersama selamanya!” ucapnya terdengar