Sama-sama canggung dan kaku, Arthur memutuskan mengalah dan mencoba menyapa Raffa duluan, karena dia yakin putranya itu tidak akan mau untuk buka suara lebih dulu. “Bagaimana lukanya sekarang?” tanyanya seraya mengambil satu langkah maju mendekati ranjang Raffa. “Sudah lebih baik!” sahut Raffa tanpa menoleh. Kembali hening, Arthur seolah kehabisan kata sejak di kalimat pertama. “Ibu dan adikmu mengkhawatirkanmu, mereka juga ikut ke sini,” kata Arthur. Raffa tertegun mendengarnya, dia pun lalu menoleh pada Arthur tapi hanya sedetik ketika matanya tanpa sengaja langsung berhadapan dengan Arthur. “Oh, ya? Sekarang di mana mereka?” tanyanya. Arthur diam-diam merasa senang, setidaknya Raffa mau bertanya lebih lanjut tentang Lintang dan juga Layla. “Kami tinggal di rumah kenalan Papa,” u