Vanesha bergegas kembali ke kamar, tangannya sudah terulur bahkan dari jauh, tak sabar untuk menggenggam tangan Raffa lagi. Ketika dia sampai di sana, Raffa memang tampak sudah membuka matanya. “Sayang!” panggil Vanesha, digenggamnya tangan Raffa dengan hangat dan menciumnya. Raffa menggerakan kepalanya mencoba untuk menoleh, matanya bergulir lemah ingin segera menatap Sang Istri. Bibirnya yang pucat pun tertarik berlawanan manakala berhasil menemukan wajah cantik istrinya itu. “Vanesha,” bisiknya dengan suara bak hembusan angin. Vanesha pun mendekatkan wajahnya, diciumnya kening Raffa dengan penuh sayang. Dia tersenyum seraya membelai kepala Raffa. “Aku di sini!” ucapnya lembut. Raffa berkedip pelan, “Aku tahu, kau selalu menemaniku,” jawabnya lirih. Vanesha pun tertawa kecil meski