Raffa membawa Vanesha ke penthouse-nya yang lain, dia sendiri yang merawat wanita itu meski sempat mendatangkan dokter pribadinya ke rumah. “Maaf, aku jadi merepotkan!” ucap Vanesha ketika Raffa membopongnya menuju kamar mandi. “Ck! Apanya yang merepotkan, kamu itu calon istriku!” kata Raffa seraya menurunkan Vanesha ke dalam bak mandi dengan lembut. Vanesha tersenyum senang dengan perlakuan pria itu terhadapnya, meski di sisi lain dia merasa berdosa karena hubungan mereka diawali dengan kebohongan. “Mau kubantu?” kata Raffa, dia berjongkok di lantai dan menumpu dagu di pinggir bak mandi itu. Vanesha tertawa dengan pipi memerah. “Panjang urusannya jika kau membantuku mandi!” katanya menggeleng. Raffa menghela napas dalam-dalam, “Melihatmu begini saja sudah membuatku naik, Vanesha!”