Sambil memegang segelas s**u hangat, Luiz melangkah gontai. Bergerak cemas, melewati lorong. Ia mengedarkan mata, sesekali mengusap tengkuk. Jelas mengawasi. Terus mengayun langkah. Pelan. Mendekati kamar milik Caroline. Sejenak, pria itu menarik napas. Memegang gagang pintu. Berniat menyelip masuk. Tahu bahwa Caroline jarang mengunci diri. Namun mendadak, penghalang tersebut lebih dulu terbuka. Lebar. Luiz terkejut, lekas bergerak mundur. "Morning," sapa Elizabeth. Tersenyum lebar, memegang keranjang berisi pakaian kotor. "Ya. Morning," balas Luiz. Datar. Menghela berat napasnya. "Nona masih tidur. Kau ingin menemuinya?" tanya Elizabeth. Sedikit mencondongkan tubuh, memperhatikan Luiz menggaruk pelipis. Lalu mengangguk. "Baiklah. Kalau begitu aku permisi dulu. Silakan, Handsome." El