Luiz terlihat diam. Merapatkan jari pada sisi sofa. Menekan keras. Menatap apa pun yang ada di depannya. Berang. Ia menelan ludah, mengatur napas yang terasa sesak. Suasana penthouse kacau. Beberapa barang pecah. Akibat ledakan amarah. Luiz meluapkan emosi pada tiap benda yang ia lihat. "Berengsek!" Luiz mengumpat. Serak. Meremas rambut hitamnya dengan salah satu tangan. Ia mengedarkan mata. Menatap ruang sekitar. Hancur. Berantakan. "Akan kulawan!" ujar Luiz. Mengatakan hal yang sama berulang-ulang. Mengepal tangan lebih kuat. Mulai mengangkat pandangan. Penuh ambisi. "Ya. Akan kulawan!" Luiz bergerak memutar. Meraih ponsel. Memperhatikan benda itu sejenak. Jari-jari panjangnya menari. Bergerak menekan layar. Fokus melakukan panggilan cepat. Menunggu lawan mengangkat. "Luiz," samb