Setelah Wirda tertidur, semua ke luar dari kamar. Mereka duduk di ruang tengah. "Kepala Rara bagaimana, masih terasa sakit?" "Sesekali saja sakitnya, Ma," jawab Rara. "Jangan terlalu lelah mengerjakan pekerjaan rumah." "Ehm, Rara jarang mengerjakan pekerjaan rumah, biasanya Kak Razzi yang kerjakan. Rara cuma masak saja." Rara melirik Razzi yang duduk di sebelahnya. Razzi hanya diam saja. Perasaan tidak enak yang membuatnya merasa gelisah, semakin menjadi setelah melihat keadaan Nininya. "Abah, apa tidak sebaiknya Nini kita bawa ke rumah sakit, Abah?" "Nini berkeras tidak mau dibawa ke rumah sakit, Wira." "Susah makan begitu, bagaimana? Kalau di rumah sakit bisa diinfus, dan bisa mendapatkan penanganan intensif." "Abah, Mama, dan Acilmu, juga Kai Awal, sudah berusaha membujuk Ninim