"Kak Razzi ..." "Iya, apa, Sayang." "Ana, dan Ani sudah tidak punya siapa-siapa lagi ...." Rara terlihat ragu mengatakan keinginannya pada Razzi. Ia takut Razzi tidak setuju. Razzi menatap mata Rara. "Kamu ingin Ana, dan Ani tinggal bersama kita? Tentu saja boleh, kalau itu yang Rara inginkan." Razzi menggenggam jemari Rara. Razzi sangat memahami karakter istrinya. Razzi yakin, Rara tidak akan diam saja melihat keadaan Ana, dan Ani yang sudah kehilangan satu-satunya keluarga mereka. Mata Rara terbelalak, tidak menyangka Razzi bisa menangkap apa yang ia inginkan. Rara bangkit dari duduknya, ia naik ke atas pangkuan Razzi, dijepit kedua paha Razzi dengan kedua kakinya. Ditangkup wajah tampan Razzi dengan kedua tangannya. "Terima kasih, Kak Razzi. Terima kasih." Rara mencium pipi Razzi