BAB 5

1251 Kata
Anna POV Pagi ini aku bersiap untuk ke sekolah. Saat tengah mengenakan sepatuku di depan kamar kos tanpa sengaja berpapasan dengan tante Irene. "Mau berangkat dek ?" Tanyanya aku iyakan "Ehh tante baru aja masak. Kamu mau gak buat bekal ke sekolah" ujarnya "Gak perlu tante.. terimakasih.. saya bisa beli di sekolahan kok" tolakku namun ditahannya Tante Irene memberiku bekal yang akan ia bawakan untuk om Javier. Ia mengatakan akan membungkuskan kembali bekal untuk om Javier dan mau tidak mau aku menerimanya. "Loe kenapa ?" Tanya Jessie "Gak apa" jawabku sembari menatap kotak bekal makanan yang diberikan oleh tante Irene pagi ini "Kenapa gak loe makan bekal loe ?" Tanya Jessie kembali "Gak.. gue takut ada racunnya" "Lahh kan loe sendiri yang masak" celetuk Jessie "Bukan.. ini pemberian tante kamar sebelah gue" balasku "Yaelah kalau dikasih makan orang itu dimakan masih aja punya pikiran bakalan diracunin.. lagian gak mungkin tante itu ngeracunin loe" sahut Jessie "Mungkin aja.. kan gue selingkuhan suaminya" sergahku yang tidak bercanda dengan wajah datar innocent namun justru ditertawakan oleh Jessie "Loe itu kalau gak mau makan gak usah pikiran jelek juga ke orang yang kasih.. udah ahh kalau loe gak mau makan biar gue yang makan" sambarnya yang langsung saja aku sodorkan bekal itu padanya "Ini beneran" ujarnya menatapku seraya memegang kotak bekal itu dan aku anggukan dengan yakin "Makasih deh kalau gitu.. gue gak perlu repot ke kantin dan keluarin uang" ucapnya seraya membuka kotak bekal dan segera menyantapnya "Loe mau kemana ?" Tanya Jessie melihatku berdiri dari bangku "Ke kantin beli jajan" "Gue nitip air putih ya" pintanya aku sodorkan tangan terbuka ku padanya dan dia menatapku dengan bingung "Duitnya mana" ujarku "Pakai duit loe dulu deh nanti due ganti" ujarnya aku dehumkan dan meninggalkan Jessie "Udah ke seribu kali loe bilang ganti duit gue ujungnya juga gak diganti" gumamku berjalan menuju kantin ---- Hari ini aku libur sekolah dan aku pun menyibukkan diri hanya dengan membersihkan kamarku. Seketika aku melihat tante Irene yang tengah sibuk dengan alat masaknya aku teringat kotak bekal yang ia bawakan untukku beberapa hari lalu. Aku memang belum sempat mengembalikannya karena aku belum bertemu dengannya selama itu. "Tante ini kotak bekal nya kemarin. Terimakasih" ujarku memberikan kotak kosong itu "Ahh ini hanya kotak bekal murahan kenapa kamu kembalikan. Seharusnya dibuang saja" balasnya aku senyumkan "Gak apa te.. meski ini murah tapi kalau masih bisa digunakan lagi kenapa harus dibuang" ucapku dan ia pun menerima kotak bekal kosongnya "Ehh kamu mau gak menginap di kamarku beberapa hari ? Suami tante lagi ada seminar di luar kota baru pulang tiga sampai empat hari lagi" pintanya membuatku kebingungan "Tapi tan.. Anna harus sekolah dan bangun pagi setiap hari" ucapku yang ingin langsung aku tolak namun merasa tidak enak padanya yang telah memberiku bekal makan beberapa hari lalu "Gak apa.. tante juga kan harus kerja tiap pagi.. tante takut aja kalau malam dikamar sendiri.. gak bisa tidur" ucapnya "Ehm ya deh.. tapi kalau malam ini Anna harus selesaikan tugas jadi tidak bisa menemani tante" elak ku menghindari terus bersamanya "Yaudah aku aja tidur kamarmu gimana" tawarnya semakin tidak bisa aku menolaknya dan hanya aku balas dengan anggukan Entah mengapa hari ini terasa begitu cepat namun malam begitu panjang dan mencekam. Jantung ku yang terus berdetak cepat menatap laptopku dengan tatapan kosong. Sedangkan tante Irene tengah berbaring di kasurku seraya bermain ponselnya. Jam masih menunjukkan pukul 10 malam dan tante Irene juga tidak kunjung tidur. Om Javier yang aku tau keberadaannya terus mengirimkan pesan w******p padaku sedangkan aku tidak berani membuka pesannya sama sekali. Bahkan sekedar mengangkat ponsel dari meja belajar ku pun terasa berat. Ponselku berdering menampilkan nama Om Javier dilayarku. Aku semakin kesusahan menelan ludah langsung saja aku matikan ponsel. "Kenapa gak diangkat ?" Tanya tante Irene menyadari deringan ponselku "Gak te.. cuman temen tanya jawaban PR.. bikin males aja" elakku "Ouh.. itu pasti menyebalkan kan.. tante juga pernah seperti itu dulu didekati teman hanya untuk menanyakan jawaban PR" ujarnya hanya ku senyumkan Aku pun mulai berkutat dengan laptopku melanjutkan gambaran desain baju. Aku memang gemar mendesain baju diwaktu senggang. Mungkin gambaranku tidak sebagus desainer ternama tetapi tidak begitu buruk juga. Tanpa aku sadari jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari dan aku melihat tante Irene telah tertidur pulas. Aku pun terus melanjutkan kegiatan menggambarku tanpa memperdulikan keberadaan tante Irene kembali hingga jam ku berdering menunjukkan pukul 6 pagi dan aku segera bersiap untuk sekolah. "Sudah bangun te ?" Tanyaku melihat tante Irene dengan mata sayu bangun tidurnya berkutat dengan ponsel "He'em.. kamu udah mau ke sekolah yah ?" Tanya tante Irene aku anggukan "Ehh iya semalam kamu gak tidur ? Kok jam segini udah siap aja" tanya-nya kembali "Tidur kok.. gak lama setelah tante tidur" sergahku berbohong padanya "Ouh.. yaudah aku balik ke kamar dulu" ujar tante Irene beranjak dari kasur dan pergi meninggalkan kamarku. Aku pun bernafas lega dan segera berangkat ke sekolah. Hampir dua jam pelajaran aku tidur dengan meletakkan kepala diatas mejaku. Memang terasa tidak nyaman namun setidaknya mengatasi sedikit rasa kantuk beratku ini. Beruntungnya aku yang duduk di bangku belakang ujung hari ini sehingga tidak begitu terlihat oleh guru dan Jessie membantuku saat guru mulai meminta kami mengerjakan tugas ia menuliskan beberapa jawaban di buku ku. Yah anggap saja ini untuk bayaran jajan-jajan yang ia katakan akan membayarnya nanti. Di jam ketiga dan keempat guru tidak datang ke kelas sehingga beberapa teman sekelas ku pun juga tidur. Jessie berpindah tempat memberikan bangkunya untuk aku berbaring tidur sedangkan Jessie ke kamar mandi Jangan tanya untuk apa ia kesana tentu saja untuk menghisap rokok yang selalu ia simpan di saku roknya. Aku memang mengetahui kenakalan Jessie dan aku juga tidak perdulikan tingkah nakalnya itu karena menurutku selama tidak merugikan diriku aku tidak akan ikut campur. Aku memaksakan mataku untuk terjaga di jam setelah istirahat karena guru pengajarnya terkenal killer sehingga mau tidak mau aku harus mengikuti pelajarannya. Sepulang sekolah pun aku melempar tubuhku ke atas kasur dan tidur dengan nyenyak hingga ketukan pintu membangunkan ku "Ouh maaf ya aku membangunkan ku" ucap tante Irene setelah aku membuka pintu kamar ku seketika itulah jantungku kembali berpacu mataku yang semula sayu terbuka dengan lebarnya bahkan warna merah berakar di bola mataku seketika hilang melihat keberadaan tante Irene "Ahh enggak kok te.. cuman ketiduran bentar aja" sergahku "Masuk aja te.. aku mandi dulu" ujarku mempersilakannya masuk Aku mengambil ponselku di tas dan membawanya masuk ke kamar mandi memutar musik seraya melanjutkan membersihkan diri. Aku membuka laptopku kembali mendesain baju. Kling "Kenapa tidak membalas pesanku sejak kemarin dan tidak mengangkat panggilan ku" pesan om Javier yang dapat aku baca dari menscroll layar atas "Kau tau An" ucap tante Irene membangunkan lamunanku yang menatap layar ponsel "Hah" sentak kagetku menatap tante Irene "Meskipun om Javier sudah memiliki aku tapi aku tau ia sangat suka tidur dengan wanita-wanita diluaran sana dan menyewa kamar hotel. Bahkan kadang ia membawa wanita-wanita itu ke apartemen ataupun villanya" ujar tante Iren sontak aku pun menelan ludah kasar "Apa tante Irene tau kalau aku salah satu dari wanita yang ia sebutkan" batinku yang gelisah "Aku cuman wanita miskin yang beruntung ia bawa dari club malam tempat ia biasa pergi. Dia menyimpan ku di kosan ini memberiku nafkah kehidupan istri meskipun ia masih hidup di dunia kebrengsekannya" lanjut tante Irene "Keluarganya tidak pernah menginginkan aku dikehidupan Javier tapi aku akan berusaha untuk diterima mereka bagaimana pun caranya" Deg Seketika itu hatiku seperti menangis merasakan sakit yang tante Irene pendam. Apakah ini alasannya ia ingin memegang penuh om Javier agar dia memiliki tameng untuk dia diterima keluarga om Javier.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN