BAB 22

1908 Kata

“Tuan,” Nisa tersenyum ketika melihat kedatangan Adit di villa malam hari ini. Sudah satu minggu berlalu sejak terakhir kali Nisa bertemu dengan Adit. Nisa ingat saat itu dia tertidur di dalam pelukan Adit setelah lelah menangis. Ada rasa malu ketika Nisa mengingat kejadian malam itu karena untuk pertama kalinya dia menangis hingga tertidur di dalam pelukan laki-laki. “Tuan sakit?” tanyanya memperhatikan tubuh Adit yang terlihat lebih kurus dengan kantung mata dan lingkaran hitam di bawah matanya. Adit menggeleng. “Tidak, hanya sedikit lelah karena terlalu banyak kerjaan,” jawabnya menyenderkan tubuh di sofa ruang tengah. Pekerjaan di kantor yang sedang banyak ditambah dengan masalah pernikahan mereka yang diketahui oleh orangtuanya sangat menyita pikiran Adit. Dia hanya bisa tidur se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN