Bab 48.2

373 Kata

Diandra terus menunduk. Hatinya benar-benar resah. Bahkan, gudeg yang dipesankan Narendra hanya diaduk-aduk tanpa kejelasan. "Di, jangan kayak gini!" ujar Narendra sungguh-sungguh. "Aku enggak tahu lagi harus gimana, Ren." Sendok dan garpu di tangan Diandra kini berpindah tempat. Tergeletak di samping piring rotan berisi seporsi gudeg komplit plus nasi putih. Miris. Melihat itu, Narendra ikut meletakkan sendok dan garpu yang dipegangnya. Tangan besarnya meraih jermari Diandra. Diandra tak bereaksi. Ia membiarkan tangan pria itu memberinya sedikit kekuatan. Energi yang dirasa Diandra berkurang drastis dari tubuhnya. Narendra menatap wajah Diandra yang tampak kelelahan. Dielusnya jemari dalam genggaman tangannya. Dialirkannya kehangatan yang ia miliki. "Kamu udah jalanin tuga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN