Laporan sudah dibuat, kemudian Narendra dan Diandra sepakat untuk sarapan. "Makan apa, Di?" tanya Narendra seraya berusaha menggandeng Diandra. Diandra yang terkejut sedikit menarik tangannya. "Apa aja yang bikin kenyang," jawab Diandra. Diandra sungguh tak ingin membiarkan tangannya digandeng oleh pria itu. Ia tak ingin hatinya berkelana. Takut jika benda itu malah kelak akan merepotkannya. Cukup sudah rasa sakit akibat memendam rasa yang lumayan lama. Kini, Diandra tak ingin lagi. "Bubur?" "Boleh." Keduanya mendekati lapak bubur ayam. "Pak, dua. Makan sini. Sambelnya dua sendok." Penjual bubur ayam itu mengangguk mendengar pesanan Narendra. Diandra sudah duduk di sudut lapak bertenda biru itu. Ia tampak mengambil setusuk satai telur puyuh. Narendra memesan teh manis h