Wajahnya pucat pasi ketika aku tiba-tiba saja berada di dalam rumahnya. Salah siapa mengganggu calon istriku, ini adalah konsekuensinya. “A-ada keperluan apa bapak berada di rumah saya?” Tanya Jeslin dengan gugup. Wajahnya pucat pasi dan aku bisa melihat bahwa tubuhnya sedikit gemetar. Aku tersenyum miring ke arahnya. “Duduk!” Peintahku dan dia segera duduk di sofa yang sama dengan yang sedang aku duduki hanya terhalang meja mungil saja. Sejak mulai memeriksa Dio, aku sudah tahu bahwa Jeslin tinggal sendirian di rumah yang dibeli atas nama Dio ini. Tidak ada pengamanan apapun di sekitarnya seperti di rumah Dio, karena itu aku bisa dengan mudah masuk ke sini. “Fabia yang sekarang dan Fabia mantan teman kamu itu berbeda. Jika dulu kau bisa mengatakan apapun padanya maka untuk Fabia yang s