Akhirnya, keinginan Karin kesampaian juga. Mendatangi rumah calon suaminya. Boleh kan, Karin sebut Abi calon suami? Abi sudah pernah melamarnya. Dan Sekarang, hubungan Abi, dengan papanya juga sudah mencair. Tinggal mamanya yang masih kukuh menutup hati. Sepanjang perjalanan dari hotel tempat ia menginap, Karin memperhatikan jalanan. Berharap bisa menghapal jalanan, menuju rumah Abi. “Ayo, turun ….” Abi menoleh ke kiri, sembari tangannya bergerak melepas sabuk pengaman. Mereka sudah sampai di rumah sederhananya. Karin yang masih memperhatikan halaman rumah Abi dari balik kaca mobil, menoleh, kemudian menganggukkan kepala. Setelah melepaskan sabuk pengaman yang membelit tubuhnya, Karin meraih handel pintu, lalu mendorongnya. Turun dari mobil, Karin masih merasa belum puas mengamati halam