Menghabiskan waktu bersama Karin tidak pernah terasa melelahkan bagi Abi. Setelah pagi tadi mereka menyusuri trotoar yang penuh dengan pedagang, lalu berakhir dengan membawa beberapa kantung belanja warna warni--siang ini, mereka kembali menguras tenaga dengan mengelilingi toko furniture, dan perlengkapan rumah tangga. Abi memasrahkan semuanya pada Karin. Dia hanya mengikuti kemana langkah kaki Karin terhela. Lalu menunggu. Menjawab, ketika Karin merasa membutuhkan pertimbangannya. Bukan Abi tidak peduli dengan apa yang akan mendarat di dalam rumahnya nanti, namun Abi hanya ingin memberi keleluasaan pada calon istrinya. Ia ingin Karin merasa nyaman, dan betah nantinya. “Aku suka ini. kayaknya bagus buat taruh foto, atau souvenir di ruang tamu.” Karin menyentuh sebuah meja kopi yang ti