Bab - 95

2780 Kata

Selama dalam perjalanan menuju rumah sakit, Mawar selalu menangis. Dia benar-benar ketakutan sendiri, membayangkan dirinya ditinggal oleh Desri. Satu-satunya tempat bersandar baginya, di saat bahu tempat untuk bersandarnya harus dibagi dengan orang lain. "Udah, jangan nangis. Aku yakin, tante baik-baik aja, kok." Juna menenangkan. "Aku ga tenang, Jun. Bagaimana, bagaimana kalau mama ninggalin aku?" "Ssst ... jangan berpikiran jelekk kayak gitu!" Mawar malah semakin terisak. Kenapa? Apa mamanya itu bekerja terlalu keras? Padahal Mawar sudah membantu pekerjaan Desri dari jarak jauh. Benar, tidak seharusnya dia meninggalkan Desri seorang diri. Juna melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Melihat Mawar menangis adalah hal yang menyesakkan untuknya. Dalam hati Juna berdoa, agar keada

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN