Puri menatap Ical dengan sangat marah. “Ini semua gara-gara, Om. Kalau Om nggak hancurin hidupku, aku masih bisa pergi dengan teman-temanku,” raung Puri marah bercampur tangisan. Walaupun dulu dia tidak punya banyak teman, dia punya beberapa teman yang setia menemaninya di saat dia kesepian dan bosan. Namun, sekarang semuanya tidak akan lagi sama. “Maafkan saya. Semua ini emang salah saya. Saya akan bertanggungjawab. Apa kamu mau bertemu dengan teman-temanmu?” sesal Ical, lalu mengajak Puri bertemu teman-temannya. “Emangnya Om mau temuin aku ketemu sama temen-temenku?” tanya Puri kurang yakin. “Kenapa nggak. Ke mana pun kamu mau pergi, saya anterin. Kamu mau apapun, saya turutin,” jawab Ical dengan senyuman. Puri yang tadi bersedih, seketika bahagia. Dia menghapus air mata dengan len