Kamila masih tak menyangka dengan apa yang ia alami saat ini. Tadi ketika dirinya sedang membantu seorang ibu-ibu yang kesulitan dengan troli belanjaannya, malah mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang tidak ia sangka. Entak kenapa akhir-akhir ini ia sering bertemu dengan laki-laki itu hingga membuat Kamila merasa canggung.
"Jadi nak Kamila ini yang membantu pekerjaan Marvel?" tanya Lea mama dari chef Marvel.
"Iya Tante kemarin kebetulan chef Marvel terlibat kerjasama dengan perusahaan saya. Dan saya yang bertugas sebagai penanggung jawab dalam project itu," jawab Kamila sopan.
Wanita yang Kamila bantu tadi ternyata adalah ibu dari chef Marvel. Tentu saja Kamila kaget ketika ibu-ibu yang ia bantu tadi adalah ibu dari chef Marvel. Dan saat ini mereka bertiga sedang dalam perjalanan menuju sebuah restoran untuk makan malam. Sebenarnya Kamila sudah menolak ajakan dari ibunya chef Marvel tapi sang ibu terus saja memohon kepadanya untuk bisa makan bersama. Kata beliau ini sebagai ucapan terima kasih karena Kamila sudah membantunya tadi. Padahal niat Kamila hanya sekedar membantu saja tidak lebih. Tapi sepertinya ibu dari chef Marvel berpikiran lain. Setelah dibujuk akhirnya Kamila pun mengikuti kemana mereka akan pergi.
Setelah menempuh perjalanan 15 menit mereka sampai di sebuah restoran masakan Indonesia. Dan ketika sampai Tante Lea langsung menggandeng tangan Kamila untuk jalan masuk ke dalam. Kamila tentu saja kaget ketika mendapatkan perlakuan seperti itu. Tapi ia pun memilih untuk mengikuti kemauan Tante Lea.
Sementara itu Marvel hanya mengikuti kedua wanita itu dari belakang.
"Kamu tinggal sama siapa?" tanya Lea ketika mereka sudah memesan makanan mereka.
"Saat tinggal sendiri Tante. Kebetulan saya baru pindah ke rumah baru saya Tante. Karena kedua orang tua saya sudah meninggal jadi saya tinggal sendiri," jawab Kamila dengan sopan.
"Maaf Kamila bukan maksud Tante menyinggung kamu," kata Lea tak enak ketika tahu Kamila tidak memiliki orang tua.
"Tidak apa-apa Tante saya sudah biasa. Sudah dari dulu saya berjuang untuk hidup saya sendiri sejak orang tua saya meninggal. Tapi saya yakin jika kedua orang tua saya bangga dengan saya," kata Kamila sambil tersenyum.
Lagi-lagi Marvel kagum dengan wanita yang tampak akrab mengobrol bersama sang mama. Wajahnya yang polos tanpa makeb up serta senyum yang terus menghiasi wajah cantiknya membuat Kamila terlihat sangat cantik. Sepertinya Marvel mulai jatuh cinta dengan wanita di depannya ini. Wanita yang berbeda dari wanita yang pernah ia temui sebelumnya. Bahkan wanita itu bisa begitu dekat dengan sang mama dan bisa membuat sang mama terlihat bahagia. Dan ini semakin membuat Marvel yakin untuk menjadikan Kamila miliknya.
Makan malam ini begitu hangat dan juga akrab karena sang mama dan juga Kamila terlibat dengan obrolan seru. Hingga tanpa mereka sadari makanan yang ia pesan sudah habis dan waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Dan mereka pun beranjak pulang.
"Tante Lea, chef Marvel terima kasih makan malamnya dan juga sudah mengantar saya pulang," kata Kamila ketika ia sudah turun dari mobil Marvel.
"Sama-sama sayang. Lain kali kamu harus datang ke rumah Tante ya. Nanti kita buat kue brownis bersama-sama. Karena sudah lama Tante ingin masak itu tapi belum ada teman yang bisa bantu. Jadi Tante harap kamu bisa bantu Tante untuk membuatnya," pinta Lea pada Kamila.
"Saya tidak bisa janji tante soalnya banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan," tolak Kamila dengan halus.
"Maksud tante tidak sekarang. Ketika kamu punya waktu luang kamu bisa datang ke rumah tante. Jika perlu nanti Marvel yang akan jemput kamu. Iya kan Marvel?" tanya Lea kepada putranya.
"Iya ma nanti aku akan jemput Kamila bila mau datang ke rumah," jawab Marvel patuh.
"Tapi saya tidak mau merepotkan chef Marvel tante," bantah Kamila merasa tak enak.
"Saya merasa di repotkan dan jangan panggil saya chef ketika kita bertemu. Panggil saya Marvel saja," kata Marvel menatap Kamila lekat.
"Iya chef eh maksudnya Marvel. Kalau begitu saya masuk dulu Tante, Marvel," kata Kamila berpamitan.
Dengan membawa barang-barang belanjaannya Kamila pun masuk ke rumah mungilnya. Rumah hasil kerja kerasnya selama ini. Sedangkan Marvel dan sang mama pun pergi dari rumah Kamila.
"Marvel jangan bilang wanita yang sedang kamu dekati itu adalah Kamila?" tanya Lea ketika berada di mobil bersama sang putra.
"Kenapa mama bisa berpikiran seperti itu?" tanya Marvel yang masih fokus menyetir.
"Karena mama adalah mama kamu dana mama bisa melihat bagaimana kamu memandang Kamila tadi. Pandangan kamu tadi mengingatkan mama dengan pandangan yang papa kamu tujukan untuk mama. Jadi mama berkesimpulan jika kamu memiliki perasaan dengan Kamila," jawab Lea dengan santai.
"Mungkin untuk saat ini Marvel hanya bisa bilang jika Marvel tertarik dengan Kamila. Karena Kamila berbeda dengan wanita yang pernah Marvel temui sebelumnya. Ia benar-benar sosok wanita yang mandiri dan juga profesional dalam urusan pekerjaan. Apalagi ketika Marvel berada di dekatnya Marvel merasa nyaman aja," kata Marvel yang masih fokus menyetir.
"Kalau mama boleh jujur mama suka dengan Kamila. Karena Kamila mengingatkan mama dengan diri mama dulu. Bagaimana dulu mama juga bekerja keras untuk bisa bertahan hidup bersama Uncle Dennis. Hingga akhirnya mama bertemu dengan Daddy kamu hidup mama berubah seperti saat ini. Jadi kalau kamu benar-benar ingin mengejar Kamila mama dukung kamu penuh. Karena mama punya keyakinan jika Kamila memang wanita yang tepat untuk kamu," kata Lea menambahkan.
"Kita lihat aja nanti ma. Marvel hanya ingin mencari tahu dulu bagaiamana perasaan Marvel pada Kamila. Dan Marvel juga harus tahu latar belakang Kamila sebelum Marvel memutuskan untuk mengejar Kamila atau tidak," jawab Marvel dengan wajah yang serius.
Setelah itu pun ibu dan anak itu saling diam hingga akhirnya mereka sampai di rumah mereka.
Hari pun berganti dan hari ini adalah hari Sabtu dimana Kamila libur dari segala aktivitas kesehariannya. Udah dari pagi ia bangun dan beres-beres rumahnya sebelum rencananya ia akan pergi pagi ini. Pagi ini Kamila berencana pergi ke makam kedua orang tuanya. Karena sudah lama ia tak kesana. Selain itu ia juga ingin jalan-jalan keluar mengisi waktu penatnya. Setelah selesai sarapan dan tak lupa ia menyalakan motor matic yang selalu menemaninya kemana aja. Setelah seminggu si merah begitu Kamila memberi nama motornya masuk bengkel akhirnya sekarang ia bisa jalan-jalan memakai motor matic kesayangannya itu. Walaupun sudah lama ia memiliki motor ini tapi Kamila bersyukur karena si merah ini selalu menemani hari-harinya. Dan yang pasti juga gara-gara si merah ini juga ia berhasil mendapatkan pekerjaan yang bagus dan akhirnya bisa membeli rumah mungil ini.
Kamila pun berangkat dengan menggunakan si merah motor matic kesayangannya. Hampir 1 jam lamanya waktu yang dibutuhkan Kamila untuk bisa sampai di tempat tujuannya. Dengan membawa 2 bucket bunga yang cantik Kamila pun berjalan menuju tempat yang selalu menjadi tempat yang ia rindukan.
"Pagi ayah, Ibu," sapa Kamila ketika sampai di depan makam kedua orang tuanya.
Kamila pun meletakkan buket bunga untuk kedua orang tuanya. Ia pun membersihkan makam kedua orang tuanya agar terlihat bersih dan indah.
"Ayah, ibu akhirnya Kamila bisa juga membeli rumah. Walaupun kecil tapi Kamila senang karena itu rumah dari jerih payah Kamila kerja selama ini. Andai saja ayah dan ibu masih ada mungkin ayah dan ibu bisa menikmati kehidupan yang baik. Tapi Kamila yakin di atas sana ayah dan ibu sudah bahagia. Jadi ayah dan ibu tak perlu mengkhawatirkan Kamila lagi. Disini Kamila baik-baik aja," kata Kamila berbicara di depan makam kedua orang tuanya.
Di selama satu jam lamanya Kamila pun menghabiskan waktu di makam kedua orang tuanya sebelum ia pergi ke tempat favoritnya.
"Marvel bisa mama minta tolong," pinta Lea kepada sang putra.
"Mama mau minta tolong apa?" tanya Marvel balik.
"Tadi mama baru aja buat kue dan tiba-tiba mama teringat Kamila dan ingin memberikan kue ini buat Kamila. Jadi mama minta tolong sama kamu buat anterin kue ini ke rumahnya Kamila. Kamu bisa kan?" tanya Lea lagi.
Hari ini memang Marvel menginap di rumah orang tuanya. Dan sang mama tiba-tiba meminta tolong untuk mengirim kue buatan sang mama untuk Kamila.
"Ok ma aku akan nganter kue buatan mama ke tempat Kamila," jawab Marvel patuh.
"Ok kamu tunggu sini dulu biar mama siapkan kuenya," kata Lea dengan wajah yang berseri-seri.
Marvel hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sang mama yang tampak senang. Sang mama hanya menampilkan wajah seperti itu ketika bersama Dyandra tunangan Nicho kembarannya. Selain itu sang mama tak pernah dekat dengan pacar dari anak-anaknya. Apakah ini tanda jika Kamila memang calon istri yang tepat untuk dirinya. Marvel masih belum bisa memutuskan apa-apa karena ia sendiri belum begitu paham dengan perasaannya sendiri. Mungkin dengan berjalannya waktu Marvel akan tahu bagaimana perasaannya kepada Kamila.
Hmmmm kira-kira perasaan Marvel ke Kamila gimana ya? Wah calon ibu mertua udah kasih lampu hijau jadi tinggal Kamila dan Marvel aja yang memutuskan.
See you next chapter....
Happy reading...