Terima kasih Zahrul

1352 Kata

“Kak, gue ngantuk.” ujar Shella begitu mereka terjebak macet Shella merasakan badannya terasa meriang. Sepertinya, dia menyadari memang belum sepenuhnya pulih dari sakit kemarin. Kali ini badanya terasa semakin lemas. Tenggorokannya juga terasa sakit. “Tidurlah, masih lama. Ada pemutaran jalur dari jalan Setia Budi ke Jalan Trunojoyo. Mungkin kita baru sampai rumah Divo sekitar setengah dua belas malam.” Zahrul menjelaskan Shella tak menjawab. Tenggorokannya terasa sakit untuk sekedar berbicara pelan. Ia mengetatkan jacket Zahrul, membungkus tubuhnya. Itu sedikit mengurangi rasa dingin, meski tak sepenuhnya hilang. Zahrul fokus menyetir. Ia menggeram kesal, mereka kini terjebak macet panjang. Beberapa pohon memang tumbang, sehingga membuat alur transportasi terganggu. Suara klakson men

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN