Ivy berjalan dan tetap diam, tidak yakin apa yang harus dilakukan. Dia merasa seperti tidak seharusnya ada di sini, tapi dia juga tidak ingin melakukan sesuatu yang bisa memicu kemarahan Dhruv lebih jauh. Mereka berjalan menyusuri koridor yang sunyi, langkah Dhruv cepat dan tegas. Ivy berusaha mengimbangi, tapi pikirannya masih dipenuhi oleh kejadian tadi. Dia tidak pernah melihat sisi Dhruv seperti itu sebelumnya. Selama ini, dia hanya mengenal Dhruv sebagai pria yang sedikit menyebalkan, tapi tidak pernah se-menyeramkan ini. "Hei, kau baik-baik saja?" tanya Dhruv tiba-tiba, membuat Ivy terkejut. Ivy mengangguk cepat. "Iya. Aku ... aku baik-baik saja.” Dhruv menghela napas, lalu berhenti di depan pintu ruangannya. "Kau terkejut melihatku seperti tadi? Biasakanlah. Dalam bisnis, ki