62. Suntikan Semangat

2346 Kata

Back to Desya’s POV Akhirnya, aku tiba juga di Jogja. Baru satu bulanan aku pulang, kini aku sudah kembali lagi ke kota ini. Jujur, kali ini rasanya sungguh berbeda. Kalau biasanya aku ke Jogja selalu diiringi perasaan excited dan bahagia, sekarang tidak. Bukan berarti aku tak bahagia, melainkan perasaan cemas lebih mendominasi. “Jangan ngelamun, Sya.” Mas Dhika menggenggam tanganku. Kami baru saja masuk gocar dan sedang dalam perjalanan. “Saya agak cemas, Mas. Jujur.” Mas Dhika tersenyum. “Kamu sudah kenal Ibu. Apa pernah kamu lihat beliau bentak-bentak?” “Ya enggak.” Aku menggeleng. “Cuma kan gimana, ya? Ya deg-degan aja. Sebelumnya saya chat beliau paling sekadar kasih info udah bayar kos. Kalaupun ada hal lain, tetap aja masalah kos. Eh, tahu-tahu sekarang mau ketemu dalam rangka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN