61. Misi Ke Jogja

1711 Kata

Dipta’s POV  Desya sedang menangis di depanku. Matanya sudah sembab dan hidungnya pun sampai merah. Ingin rasanya aku marah, tetapi tidak ada yang bisa disalahkan kali ini. Aku bisa mengerti perasaan Desya meski tak sepenuhnya, dan aku pun bisa mengerti sikap orang tua Dhika yang begitu. Jujur, aku jadi ingat saat meminta Karin ke orang tuanya. Meski Ayah Karin tidak mengatakan secara gamblang tentang kekhawatiran beliau, tetapi aku bisa menangkap dengan sangat jelas. Pada intinya, kekhawatiran beliau kurang lebih sama dengan kekhawatiran orang tua Dhika. Bedanya mungkin karena di sini posisi aku laki-laki, yang mana akulah yang meminta, sedangkan adikku perempuan, yang mana dia adalah pihak yang diminta. Maka sangat wajar kalau orang tua Dhika memiliki kekhawatiran yang lebih besar.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN