83. Gencatan Senjata

2056 Kata

Mas Dhika sepertinya betul-betul marah. Dia memang tidak memarahiku apalagi sampai membentakku. Yang dia lakukan justru hanya diam dan mengabaikanku. Bagi sebagian orang, silent treatment termasuk red flag. Bagiku masih tergantung. Jika kurang dari dua puluh empat jam, aku masih bisa maklum. Toh ini tidak bisa disebut silent treatment sepenuhnya mengingat Mas Dhika sempat bilang padaku kalau dia butuh waktu untuk sendiri dan aku mengiyakan. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Mas Dhika masih saja duduk di kursi malas dekat kolam renang samping kamar. Entah apa yang dia lakukan, tetapi dia terus fokus dengan ponselnya. Mas Dhika sepertinya sangat kecewa karena kontaknya aku namai Manusia Batu, yang mana sangat tidak cocok untuknya belakangan ini. Aku memang seperti tak me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN