Bab 48 Kau yang Aku Mau

1754 Kata

Amelia masih asyik menatap layar ponsel, mengetik cepat, lalu menutup mulutnya dengan tangan sambil tertawa lagi. Wajahnya begitu lepas, berbeda jauh dari ekspresi waspada atau serius yang biasa Matteo lihat. Matteo terdiam. Dadanya terasa hangat, namun juga sesak. Ia tak tahu kenapa, tapi tawa itu seperti sesuatu yang sudah lama ia rindukan, entah sejak kapan. Ada keindahan di sana—sederhana tapi menyihir. Ia mengangkat tangannya, hampir melangkah, tapi menahannya. Seolah suara langkah kecil saja akan merusak keindahan yang sedang ia saksikan. Tangannya mengepal pelan di saku, jantungnya berdetak tidak sesuai ritme yang ia kenal. Ia hampir ingin terus berdiri di sana saja, mendengarkan, menikmati setiap nada tawa itu seperti musik yang menenangkan jiwanya yang selalu dipenuhi badai. T

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN