Gabriel mengangguk kecil, dan Kara menghela napas lega, senang karena pada akhirnya Gabriel mau menginap di apartemennya malam ini. Kara memeluk Gabriel erat-erat, ingin rasanya kembali bersama-sama seperti dulu, dan dia yang tidak pernah kesepian pun tidak pernah merasa sedih. Dia yang selalu bersemangat menjalankan keseharian, karena Gabriel yang selalu berada di dekatnya. Bahkan sejak kelahiran Gabriel, hidupnya yang tidak pernah lagi kekurangan. Dia yang tidak pernah berhenti bekerja dan selalu mendapatkan kemudahan. Kara tersenyum dalam hati, masih tidak percaya dengan apa yang terjadi dalam hidupnya, terutama saat dirinya bekerja di rumah Caleb, dan tanpa diduga Caleb adalah kakek kandung Gabriel. “Mama sedih?” “Ya.” Kara melap-lap pipinya yang basah karena air mata. Gabriel te