Sudah satu bulan Dizza magang di perusahaan tempat Deryl bekerja. Masih tersisa dua bulan lagi. Ia tidak sabar ingin segera menyelesaikan magangnya. Ia tidak ingin terlalu lama berurusan dengan Deryl. Karena setiap melihat wajahnya, seakan membangkitkan kembali memori kebersamaan mereka dulu. Kebersamaan yang akhir ceritanya sangat menyakitkan. Dan Dizza tidak ingin kembali berlarut-larut dalam kesedihan karena memori itu. Malam itu Dizza mengendarai motornya menuju kosannya. Setelah sebelumnya ia membeli beberapa buku untuk keperluan tugas kuliahnya. Dan sialnya di tengah perjalanan menuju kosan, tiba-tiba si pinky mogok. Motor maticnya yang berwarna pink itu tiba-tiba saja ngadat. Padahal Dizza rajin menservice motornya. Tumben sekali mogok. "Ini si pinky kenapa lagi? Mana masih jauh l