Sudah seminggu Dizza dirawat di Rumah Sakit. Kini ia sudah bisa duduk dari berbaring karena luka di tubuhnya mulai membaik. Tidak seperti awal ia siuman yang untuk menggerakan tangan saja rasanya sakit sekali. Kali ini ia sudah bisa makan sendiri tanpa perlu disuapi lagi. Hanya saja ia belum bisa menggerakan kaki kanannya karena terjadi patah tulang. Perban juga belum lepas dari kaki kanannya. Selama seminggu itu pula ia tetap mendiamkan ayahnya. Ia sadar tidak seharusnya ia menolak bertemu ayahnya sendiri. Namun, apa yang sudah ayahnya perbuat sungguh jahat. Memisahkan seorang ibu dengan darah dagingnya sendiri itu bukanlah hal yang pantas untuk dilakukan. Dizza khawatir ayahnya akan merencanakan sesuatu di belakangnya lagi. Rencana yang akan sangat menyakitinya. Salahkah ia jika curiga