Dua Puluh Sembilan

1899 Kata

“Kenapa nggak ikut makan malam?” tanya Regan ketika memasuki kamar Renata. Renata masih mengingat kejadian memalukan tadi dan menutup wajahnya dengan bantal. Bisa-bisanya Regan menemuinya tanpa rasa bersalah atas insiden memalukan itu. “Nggak lapar!” ujar Renata. Namun Regan menarik bantal yang menutupi wajah Renata dan melemparnya ke sisi lain. “Malu sama yang tadi?” tanya Regan sambil melirik ke d**a Renata. Renata menarik selimut sampai lehernya. “Nggak usah dibahas!” cebik Renata dengan wajah merona. “Hmmm ukurannya lumayan juga, kayaknya lebih besar dari pertama kali kita ketemu ya, segini atau?” ledek Regan sambil menangkup tangannya seolah mengukur bukit kembar Renata. Renata menepis tangan Regan di depan wajah pria itu dan mendengus. “Dibilang nggak usah dibahas!” “Kenap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN