Pagi harinya, Mia dan Wira tak hanya berpamitan dengan nenek kakek Mia. Mereka juga berpamitan dengan warga sekitar karena sudah sangat akrab dengan mereka. Dan setelahnya, mereka pun segera memulai perjalanan. Mia masih menangis sesenggukan hingga mereka tiba di perbatasan kota Yogyakarta. "Mi, kamu nangis terus. Aku jadi inget waktu pertama kali aku bawa kamu ke rumah," ujar Wira. Mia mengusap-usap wajahnya dengan tisu lalu membuang ingusnya. Tangisnya seketika surut karena ucapan Wira. "Emangnya kenapa, Om? Dulu ... aku kan harus pergi dari rumah Papa. Aku sedih, aku juga takut." Wira tertawa kecil. "Kamu takut kalau di rumah ... aku apa-apain?" "Iyalah, aku baru dua kali ketemu sama Om. Dan tiba-tiba kita jadi suami-istri. Aku takut kalau Om ... jahat sama aku," kata Mia. Wira me