Di kampus, Tristan dibuat tercengang dengan telepon dari ayahnya. Pertama, Mia belum ditemukan. Kedua, Mia sedang hamil. Ia akan menjadi seorang kakak di usia 19 tahun atau 20 tahun jika bayi itu lahir tahun depan. Ah, ia begitu senang karena ia memang ingin memiliki seorang adik kecil. Namun, fakta yang ketiga benar-benar menyakiti hatinya. "Kenapa Oma tega banget sama Papa dan Mami?" Tristan menggigit bibirnya sendiri. Ia tak pernah tahan melihat ayahnya bersedih. Selama bertahun-tahun, ia sangat jarang melihat ayahnya tertawa lepas atau memamerkan rona bahagia di wajahnya. Namun, setelah menikah dengan Mia, ia bisa melihat semua itu. "Apa Oma udah buta hingga nggak bisa lihat di mana kebahagiaan putranya?" Tristan berjalan dengan cepat menuju kelas Aini. Ia belum bertemu dengan Aini k