Karena hanya tinggal berdua saja dengan Wira, Mia pun langsung menggeser posisi duduknya hingga ke ujung kursi panjang itu. Ia memalingkan wajahnya agar tak bisa melihat Wira karena jika ia bertatapan dengan Wira, maka berakhirlah sudah pertahanan dalam dirinya. "Mi," panggil Wira. Mia semakin berdebar hingga ia yakin ada yang tak beres dengan jantungnya. Ia juga merasakan bayinya bergerak kuat. Tak mungkin hanya karena suara Wira! Oh, sungguh menggelisahkan. "Mi, aku mau bicara kamu lihat aku dong," kata Wira seraya mencolek lengan Mia. Mia bergeming dengan posisinya. Ia masih memeluk nampan kecil yang tadi ia pakai untuk membawa gelas teh. Ia tak akan luluh dengan Wira, tidak semudah itu, pikirnya. "Mi, aku minta maaf," ujar Wira lagi. "Aku bersalah sama kamu. Aku bersalah sama bayi