113. Menelepon Keluarga di Jakarta

1482 Kata

Mia tertawa keras mendengar ucapan Wira. Jelas, ia tak bisa membayangkan seorang Wira Darmawan yang biasanya mengenakan setelan rapi pergi ke sawah untuk menanam padi atau membajak sawah seperti kakeknya. "Kamu kok ketawa?" tanya Wira. Ia menjadi geli sendiri dengan ucapannya. "Kamu nggak percaya? Aku nggak bodoh, Mi. Aku bisa belajar. Aku juga bisa kerja yang lain kalau nggak ke sawah." "Ngaco banget, Om. Aku nggak yakin Om bisa tandur pari," kata Mia dengan nada meledek. "Udah ah, ayo lekas telepon Tristan. Tadi bukannya mau video call. Aku kan juga kangen." "Tapi kamu belum jawab, Mi. Kamu udah mau maafin aku apa belum?" tanya Wira. "Nanti aku maafin Om tapi aku mau liat Om masuk ke sawah dulu," kata Mia dengan nada menantang. "Oke. Siapa takut! Aku pasti bisa bikin kamu maafin aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN