51 – Malam yang Kelam

2014 Kata

 Kamala meminta Airlangga malam ini menenangkan diri, karena kebenaran yang sudah ia sampaikan adalah pukulan besar, membuat Airlangga roboh rikuh tidak berdaya. Menangis lemah di depan Kamala,  bergumam kalau dia bersalah, padahal Kamala-lah pelaku sesungguhnya. Mereka kemudian menangis bersama. Detik di mana Airlangga bersimpuh, Kamala otomatis membantunya bangkit. Ia-lah yang bersujud di kaki pria itu, meminta pengampunan atas semua kebohongan yang ia cipta. Berawal karena pikiran egois tidak ingin menempatkan diri sebagai beban, berujung batal jujur karena terhalang sebuah cita-cita. Mereka menghabiskan waktu beberapa jam untuk menyelami perasaan satu sama lain, kemudian saling merengkuh karena sadar sama-sama salah. Mutlak keputusan akhir pembicaraan, Airlangga bertanggungjawab pada

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN