52 – Jika Seandainya ...

1824 Kata

Kamala menatap kosong pada sudut ruangan, merasa hampa, merasa tidak bisa lagi mengeluarkan air mata. Di depannya sendiri Kamil kalap memukul Airlangga, tanpa pertimbangan bahkan tanpa ingat bahwa mereka sebelumnya bersahabat baik. Ini salah Kamala, harusnya ia yang menanggung, bukan Airlangga. Bahkan untuk sekadar menolongpun tidak bisa. Detik di mana Airlangga dibawa dengan ambulan, Kamala dikurung Kamil di kamar. Abangnya membentak keras, merealisasikan ancaman bahwa tidak ada lagi pertemuan setelah semuanya terungkap. Sampai kapanpun Kamil tidak akan menerima Airlangga, baik sebagai pacar apa lagi sebagai ayah dari Azri. Penyesalan demi penyesalan sudah tidak terhitung lagi keluar, namun semuanya berujung percuma karena ia sudah terlanjur lama berada di dalam kubangan kepalsuan. Seka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN