20 – Semoga Masih Ada Harapan

1573 Kata

Pagi menjelang, Kamala merasa kepalanya diusap pelan. Saat berjuang membuka mata, kebas dan berat terasa di kelopak. Faktor karena kebanyakan menanis. Dehidrasi tidak bisa dihindari. Kamala sempat mengerang pelan, merasa tidak nyaman di beberapa bagian. "La, bangun. Sarapan." Suara Kamil terdengar pelan, membuat kesadaran Kamala terkumpul. Pelan-pelan ia duduk, dibantu abangnya. "Harus dihabiskan. Anakmu butuh nutrisi. Jangan keras kepala lagi." Kamala diam. Menatap Kamil yang terlihat luar biasa lelah. Abangnya pasti terjaga sepanjang malam. Kasihan. Harusnya Kamala membantu, bukan menambah-nambah beban. Air mata menggenang lagi di pelupuk mata, tapi kali ini Kamala tidak keras kepala. Ia mengangguk patuh, menerima semua bantuan dari Kamil. Ia tidak berhenti mengamati apa saja yang dil

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN