Cerita

1118 Kata
Vian keluar dari ruangan Starla dan berjalan ke arah ruangannya, melihat Cinta yang sudah menunggu diluar ruangannya Vian pun sedikit tidak enak hati. "Maaf karena menunggu lama, ayo masuk." Kata Vian seraya membuka pintu ruangannya dan masuk lebih dulu. Cinta menatap ke arah sekitar ruangan Vian dengan tatapan menelisik, semua barang yang ada di ruangan itu adalah barang mewah dengan nilai tinggi. Ranjang kecil, meja kayu dan juga berbagai hal yang ada di dalam ruangan itu tertata rapi. "Duduk dulu." Kata Vian yang langsung saja membuat Cinta sadar dan duduk di depan meja kayu yang sedikit kosong. "Sebenarnya tidak ada yang mau aku bicarakan soal pekerjaan, aku hanya ingin tahu soal mama Hana, tentang dia menyukai apa dan bagaimana cara mendapatkan hatinya." Lanjut Vian yang langsung saja membuat Cinta mendongak dan tertawa pelan. "Bukankah anda bisa mencarinya dengan detail lewat orang lain? Orang kaya selalu melakukan itu." Jawab Cinta yang langsung saja membuat Vian terdiam dan menatap lurus ke arah Cinta. "Apakah kamu bukan orang kaya? Orang tuamu memiliki beberapa toko perhiasan dan juga kakak iparmu adalah seorang tangan kanan disebuah perusahaan besar, kalau aku dengar kamu sangat menyukai kakak iparmu sendiri." Kata Vian yang langsung saja membuat Cinta berdiri dari duduknya. "Ini namanya tidak sopan, kenapa anda melakukan pencarian seperti ini tentang keluargaku?" Kesal Cinta yang langsung saja membuat Vian mengangguk dan menggerakkan tangannya untuk meminta Cinta kembali duduk. "Karena aku tahu itu tidak sopan mangkanya aku bertanya padamu tentang keluarga Hana, kamu tahu bukan? Aku harus menghargai orang yang akan menjadi keluargaku juga, dan juga kamu juga pasti tidak ingin Hana menikah dengan laki-laki itu dan menyerahkan ginjalnya bukan?" Jawab Vian yang langsung saja menuju Cinta duduk dan menatap ke arah Vian dengan lebih berhati-hati. Dari yang lihat, Vian bukanlah orang yang bisa ia hadapi secara terang-terangan. Cinta tahu jika dirinya memiliki keluarga yang bisa mendukungnya, tapi tidak jika dia berurusan dengan laki-laki ini. "Ayo bersekutu, jodohkan aku dengan Hana." Kata Vian tiba-tiba. Cinta yang mendengarnya tentu saja tidak suka, bisa-bisanya laki-laki itu mengajak dirinya bersekutu setelah mencari tahu semua hal tentang kehidupannya. "Bagaimana kamu tahu aku menyelidiki tentang Zico?" Tanya Cinta dengan berani. Tentu saja Cinta memperdulikan hal itu, jika di ingat-ingat kenapa juga Zico yang sudah menikah harus kembali pada Hana dan akan memberikan berapapun mahar yang diinginkan oleh mama Hana disaat dulu sangat menentangnya? Bahkan Zico juga berniat melakukan pelecehan dengan Hana dulu. "Karena kamu teman Hana." Jawab Vian entang. Cinta yang mendengar jawaban seperti itu tentu saja memilih untuk menyerah, laki-laki iti tahu semua tentangnya yang tidak diketahui oleh Hana. "Aku akan mulai bercerita, sebenarnya tadi pagi aku pergi menjemput Hana tapi kita bertengkar seperti itu dan pergi ke taman bermain, lalu setelahnya aku menerobos masuk ke rumahnya untuk menemui mamanya dan mamanya tidak suka padaku." Kata Vian menceritakan semuanya dengan singkat. Cinta yang mendengarnya tentu saja sedikit bingung. "Kenapa harus taman bermain? Apa kalian anak-anak?" Tanya Cinta yang langsung saja membuat Vian menggerakkan tangannya untuk mengusap hidungnya pelan. "Lupakan tentang itu, jadi dimana letak kesalahanku?" Tanya Vian yang langsung saja membuat Cinta terdiam dan menatap ke arah Vian yang tampan itu, tentu saja Cinta tidak bisa menyangkal satu hal itu. "Apa kamu melakukan sesuatu saat bertemu mama Hana?" Tanya Cinta pelan. "Tidak, aku hanya melakukan perkenalan diri dan sedikit cekcok sama Hana, setelah itu mama Hana menuduhku membentak Hana dan memintaku pulang." Jawab Vian dengan hati-hati. "Ah, itu bukan masalah yang rumit." Kata Cinta dengan percaya diri. "Apa rencananya?" Tanya Cinta yang langsung saja membuat Vian terdiam dan sedikit berpikir. "Aku berpikir untuk datang ke rumah saat Hana sudah pergi bekerja, dan mengikuti Hana dari jam istirahat sampai sore." Jawab Vian yang langsung saja membuat Cinta menatap ke arah Vian dengan tatapan tak percaya. "Apa kamu tak punya pekerjaan?" Tanya Cinta yang langsung saja membuat Vian tertawa saat mendengarnya. "Bukankah duduk di sini menjadi pekerjaaaku?" Tanya Vian balik dengan ekspresi wajah sombongnya. "Wah, kamu benar-benar menakjubkan. Bagaimana dengan keluargamu? Apa dia menyukai Hana?" Balas Cinta yang langsung saja membuat Vian menganggukkan kepalanya. "Mama sudah menyiapkan lamaran." Jawab Vian pelan. "Sudah sejauh itu? Apa mamamu tidak punya firasat baik? Jarang-jarang orang kaya menikah dengan orang yang ada dibawahnya." Tanya Cinta lagi yang masih penasaran. "Mama yang mengenalkan ku pada Hana, jadi berhenti curiga seperti itu." Jawab Vian sedikit kesal. Cinta yang mendengarnya pun tertawa, awalnya Cinta pikir Vian orang yang kaku dan mungkin saja tidak bisa ia ajak bicara. Tapi saat tahu jika laki-laki di depannya itu adalah laki-laki yang sama dengan orang yang ditunggu oleh Hana, tentu saja Cinta sedikit tak percaya. Meskipun terkadang sedikit sombong, Vian tidak dingin dan juga tidak bicara kasar pada perempuan. "Dulu Hana kerja sambilan di restoran saat aku pulang dan bertemu dengannya." Kata Vian yang langsung saja menarik perhatian Cinta. "Dia menjatuhkan piring dengan ceroboh dan hampir saja dipecat dari pekerjaannya." Lanjutnya seraya mengingat-ingat kembali apa yang dialami oleh Hana dulu. "Dia memang sedikit ceroboh, tapi dia sangat peduli dengan banyak orang disekelilingnya." Balas Cinta setuju. Jujur saja, dulu Vian berpikir kenapa ada orang seceroboh itu? Lalu saat mengingat Hana yang memberinya uang di saat dirinya pulang hari itu membuat memiliki pemikiran yang berbeda. "Akhir-akhir ini kesehatan Tante menurun dan menuntut Hana untuk segera menikah, setiap tahunnya Hana selalu mengatakan pada Tante untuk meminta waktu satu tahun dan terus berlalu sampai hari ini." Kata Cinta memberitahu. "Aku sudah membantunya sebisaku, tapi Hana orang yang tidak bisa meminjam banyak, jadi dia bekerja lebih keras untuk mencari uang dan membelikan obat untuk Tante." Lanjut Cinta bercerita. "Sebenarnya aku juga sedikit merasa bersalah, tapi aku juga tidak terima kalau dia menikah dengan laki-laki lain." Jawab Vian yang langsung saja membuat Cinta mencebikkan bibirnya kesal. Pintu yang tiba-tiba terbuka membuat Cinta menoleh dan menatap ke arah wanita paruh baya dengan pakaian rapi dan juga terlihat sangat berwibawa. "Mama tidak tahu kamu ada tamu." Kata Tasya yang langsung saja membuat Cinta berdiri dan memberikan salam dengan cepat. "Dia sahabat Hana ma, tadi Vian tanya-tanya tentang mama Hana. Kalau kita cari tahu lewat seseorang sepertinya kurang sopan." Jawab Vian yang langsung saja dijawabi anggukan oleh Tasya. "Duduklah, aku akan ikut menyimak." Kata Tasya pada Cinta. "Ah, terima kasih." Jawab Cinta pelan. "Tidak perlu tegang, aku senang karena mendengar jika Hana punya sahabat." Kata Tasya seraya tersenyum tipis. "Bisa ceritakan bagaimana keadaan Hana akhir-akhir ini? Vian kehilangan kontaknya dan kami juga tidak bisa menemukannya dengan mudah, alamat rumahnya sebelumnya juga sudah tidak ditinggali lagi." Pinta Tasya yang langsung saja dijawabi anggukan oleh Cinta. Dari situ, mengalirkan sebuah cerita tentang Hana yang selalu bekerja keras untuk mamanya dan juga mamanya yang terus meminta Hana menikah dengan laki-laki lain. Selain itu Cinta juga memberitahu jika ada beberapa laki-laki yang terus datang untuk melamarnya. Tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN