Bab 24 – Perjalanan Menuju Kebenaran

1104 Kata

Bandara pagi itu dipenuhi hiruk pikuk orang-orang yang membawa koper besar, sebagian berlari, sebagian berjalan santai. Di tengah keramaian itu, Nayla berdiri dengan wajah tegang. Matanya sembab karena semalaman tak tidur, pikirannya penuh oleh satu hal: Arka. Tiket pesawat yang tergenggam di tangannya terasa begitu berat, seolah-olah selembar kertas itu sedang menanggung seluruh beban hidupnya. Ia sempat ragu, sempat takut—bagaimana jika ia terlambat? Bagaimana jika semua kecurigaannya benar? Bagaimana jika ia menemukan sesuatu yang lebih menyakitkan daripada dugaan? Kayla menggenggam tangannya erat. “Mama, kita mau ketemu Papa, kan?” tanyanya polos, matanya berbinar penuh harap. Nayla memaksakan senyum, mengangguk sambil mengelus kepala putrinya. “Iya, Sayang. Kita mau ketemu Papa.”

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN