Bersenang-Senang

1311 Kata

Mendapatkan saham dalam jumlah besar ternyata tidak membawa kebahagiaan bagi Sea. Alih-alih merasa beruntung, dia justru merasa tertekan. Angka fantastis yang sebelumnya dianggap sebagai berkah kini terasa seperti beban berat yang harus dipikulnya. Hari-hari Sea setelah kembali dari rumah utama diwarnai dengan keheningan panjang. Ia lebih sering terlihat duduk di sofa ruang tamu, menatap kosong ke arah taman yang masih dalam tahap pembangunan. Matanya tampak sayu, dan sesekali dia mendesah, tapi tak satu pun orang tahu apa yang sedang berputar dalam benaknya. Imelda, asisten rumah tangga yang setia, tak tega melihat keadaan nyonyanya seperti itu. Ia mencoba mencairkan suasana dengan menawarkan sesuatu. “Nyonya, apa Anda ingin camilan? Saya akan membuatnya jika Anda mau,” ucap Imelda lemb

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN