Tidak bermaksud menutupi apapun, baik soal penculikan adiknya ataupun Lilian. Kaizen menceritakan semuanya, kecuali, soal firasatnya tentang penculikan adiknya yang mungkin telah direncanakan orang terdekat. Sea mendengarkan dengan baik. Setiap detail cerita yang keluar dari mulut Kaizen, setiap ekspresi yang terlukis di wajah suaminya, semuanya ia perhatikan tanpa menyela. Ia tahu, sebesar apa rasa sakit yang sedang coba disampaikan suaminya. Berulang kali Kaizen mengatakan, “Aku tidak membenci adikku. Tapi aku tidak bisa memaafkan sikap mereka yang menyalahkanku.” Sea tidak mengatakan apa pun. Ia hanya merengkuh suaminya dalam pelukan erat. Memang apa yang bisa ia katakan? Menjelaskan kalau semua akan baik-baik saja juga — rasanya percuma. Kaizen sudah membenam sakit hatinya selama