"Apa yang tidak layak?" Suara Elizabeth menggema, memecah keheningan tegang yang memenuhi ruang tamu. Semua orang serempak menoleh ke arah pintu, menatap Elizabeth yang masuk didampingi oleh Bibi Edda. Gordon terlihat menyusul di belakang mereka dengan langkah tenang. "Nenek!" Isabell berseru antusias. Dia buru-buru berdiri dari tempat duduknya, berlari kecil menghampiri Elizabeth dengan senyum lebar yang merekah di wajahnya. "Nenek, kami sudah lama menunggu. Kenapa lama sekali?" tanyanya manja sambil menggenggam tangan Elizabeth. Elizabeth tersenyum hangat, raut wajahnya memancarkan kasih sayang yang mendalam. Dengan lembut, ia membelai kepala Isabell yang kini berjongkok di hadapannya. "Kamu sudah merindukan nenek?" tanya Elizabeth, suaranya penuh kelembutan. Isabell mengangguk cep