Tuduhan yang dilemparkan Kaizen berhasil membalik keadaan. Tanpa ragu, dia menyerang balik meski lawannya adalah Helena, ibu kandungnya sendiri. Mungkin dia sudah terlalu muak dengan sikap otoriter dan tekanan yang terus-menerus ia terima.
Semua mata kini tertuju pada Helena, menuntut penjelasan atas tuduhan Kaizen. Wajahnya memucat, bibirnya bergetar, dan ia berkali-kali menelan salivanya dengan susah payah.
Namun, tidak satu kata pun keluar dari mulutnya. Panik itu jelas terpancar, meskipun dia berusaha keras menyembunyikannya.
Sebenarnya, Kaizen tidak ingin membawa-bawa soal Isabell, adiknya yang dikabarkan diculik, ke dalam pembicaraan. Tapi Helena telah memaksa tangannya, menantang batas kesabarannya dengan sikapnya yang terus-menerus menyudutkan.
“Jelaskan! Jelaskan apa maksudnya
