Manik mata keabu-abuan Sea bergerak, membaca sederet pesan yang baru saja dikirim Kaizen. Setelah konferensi pers selesai, Kaizen masih harus mengurus beberapa hal di kantor. Anggota dewan direksi telah menunggunya untuk rapat mendadak. Padahal Sea sudah menyiapkan banyak pertanyaan, terutama tentang video Daia yang tersebar. Tapi melihat situasi sekarang, sepertinya dia harus menunda semua rasa penasarannya. “Apa yang kamu baca sampai wajahmu serius begitu?” suara Henry yang tiba-tiba terdengar membuat Sea tersentak. Dia segera memasang senyum kecil, menarik kedua sudut bibirnya, lalu menatap pria yang masih terbaring lemah di atas ranjang. “Bukan apa-apa,” jawab Sea lembut. “Hanya Kaizen memberi kabar kalau ada rapat mendadak.” “Dia sangat menyayangimu?” Sea tersenyum malu, mengan