Perebutan hak waris masih menjadi problematika di keluarga kaya. Namun, Kaizen tidak pernah memikirkan hal itu ketika adik perempuannya lahir. Kaizen menyayangi adiknya. Sungguh. Meski pada akhirnya dia harus meninggalkan Paris—tempat tinggal Helena dan Gordon—dan pindah ke rumah Elizabeth di Milan, karena kedua orang tuanya lebih sibuk mengurus Isabell. Dia sama sekali tidak cemburu. Juga saat dirinya disalahkan-salahkan oleh Gordon dan Helena atas penculikan Isabell belasan tahun lalu, dia juga tidak benci adiknya. Kaizen masih menyayangi Isabell. Sangat. Namun sekarang, di hadapannya berdiri seorang wanita muda yang mengaku sebagai Isabell. Alih-alih bahagia, Kaizen hanya menyipitkan mata, memandangnya penuh keraguan. “Kau... Isabell?” tanyanya dengan nada skeptis. Wanita muda