Air mata tanpa dapat ditahan sudah mengalir di pipiku. Buru-buru aku mengusapnya. Sungguh hati ini bahagia tapi sekaligus sedih ketika mengingat bagaimana Mondy yang kurang mendapatkan kasih sayang dari ayahnya selama ini. Saat aku dan Mas Agam bercerai, usia Mondy baru sekitar satu tahun. Di saat anak yang lain mendapatkan kasih sayang penuh dari sosok ayah, Mondy tidak mendapatkannya. Bahkan bisa dihitung dengan jari berapa kali putra ketigaku itu mendapat dekapan hangat dari ayah kandungnya ketika tidur. Lain dengan Iyan dan Rey. Kedua putraku itu masih dapat merasakan sentuhan hangat sosok ayah mereka dulu. Apakah selama ini aku egois karena tega memisahkan Mondy dari ayahnya? Kugelengkan kepala ini. Semua alur kehidupan yang kami jalani ini sudah ada yang mengatur. Perlahan senyum