Dia melihat Luna memegang tube pil itu sambil terus menatapnya. 'Kairi, apa yang harus kulakukan? Semua ini terlalu berat untukku. Tak pernah terpikirkan sebelumnya akan dibenci seperti ini oleh Arvin. Ini sulit bagiku,' batinnya. Arvin menahan tangis saat melihat sang istri berusaha ketergantungan pada obat itu lagi. 'Luna, kumohon. Jangan lakukan itu lagi.' Arvin berharap saat ini Luna tidak melihatnya. Wanita itu masih fokus dengan pikirannya, menuangkan hampir setengah isi dari tube itu. Ingin rasanya Arvin menghalanginya, tapi berat untuk melangkah. Luna memandang telapak tangannya dengan binar berkaca-kaca. Menghela napas, pasrah. 'Kalau aku minum segini banyaknya, aku bisa mati. Kalau aku mati, siapa yang akan menjaga Arvin dan Zie? Tidak. Aku takkan melakukan ini. Aku su