Tak lama, Mirza keluar dari toilet dengan handuk yang melilit di sisi pinggangnya. Sebagai seorang wanita, tentu Yumi terbius dengan pesona tubuh atletis pria itu. Dia tampak maskulin dan seksi. Juga otot da'da dan bisepnya, semua membuat Yumi meneguk ludah. Apalagi, saat ini mereka sudah menjadi suami-istri. Berdua di kamar dengan pria seksi ini, wajar saja berpikiran yang tidak-tidak. Namun, Mirza tidak peduli dengan tampilannya itu karena saat ini Yumi adalah istri sahnya. Sekalian ingin menguji juga. Tak sadar, Yumi segera bangkit, mendekati Mirza. Dia memegang d**a bidang Mirza yang masih basah. Pria itu menyadari tatapan Yumi dengan hawa sedukatif. Dia tak menyambut intens. Hanya dari tatapan itu, Mirza sadar bahwa Yumi terbius akan pesonanya. Biar bagaimana pun, Yumi tetaplah wan