“Devan, kamu menginginkanku dan selalu menginginkanku..” Pamela mendesah penuh rasa puas. Dia merasa sangat luar biasa, bisa mematahkan kata-kata Devan. Devan tertawa di sela engahan napasnya. Pamela begitu terobsesi dengan kekuasaan. Bahkan di atas ranjang pun dia ingin kendali permainan panas mereka sepenuhnya berada di tangannya. Mereka berdua terbaring di atas ranjang mewah kamar hotel itu, sama-sama masih terengah-engah. Keringat di kulit mereka belum sepenuhnya kering, namun rasa puas tampak jelas di wajah keduanya. Devan memandang Pamela yang berbaring di sampingnya, mata wanita itu berkilat dengan rasa puas yang tidak sepenuhnya murni, melainkan dibalut oleh ambisi. "Pamela," Devan memulai dengan suara yang rendah dan lembut, sembari jarinya dengan perlahan menggambar lingkara

