Setelah kepulangannya dari kediaman Bagaskara, keluarga Benickno kembali ke hotel tempat mereka menginap semasa berada di negara ini. Benickno benar-benar merasa direndahkan dan tidak dihargai sedikit pun mengenai kedatangannya ke negara ini. Pria paruh baya itu menghancurkan seisi ruangan yang menjadi tempat menginapnya. Amarah memenuhi dirinya. Tidak ada yang berani menegur ataupun melarang apa yang tengah dilakukannya sekarang ini. “Dirga, b*****t!” teriaknya. Tangannya kembali membanting apa saja yang ada di dalam ruangan ktu. Sedangkan Ghavin dan Clarissa hanya diam duduk di sofa memperhatikan Benickno. Mereka juga merasa sangat kecewa, terlebih lagi Ghavin. Pria muda itu sudah menaruh harapan kalau perjalanan cintanya bakalan manis dan akan menyenangkan. Mengingat sifat Tisha yan