Chap. 9. Memastikan

1244 Kata
Niatnya hanya ingin mengenang masa lalunya, namu rupanya ada yang tidak senang jika Samuel datang ke rumah tua tersebut. Samuel meminta bantuan warga untuk mengurus jasad anak laki-laki yang mati karena terkena busur panah. Setelah pemakaman selesai, Samuel kembali ke rumah tua karena ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya sedari tadi. Namun, pada saat perjalan kembali ke rumah tesebut nada dering Samuel berbunyi dan hal itu membuat Samuel menghentikan laju motornya. Takut-takut jika yang menghubungi dirinya adalah Dirga. Karena biar bagaimana pun meski dirinya meminta libur hari ini Samuel tetap memprioritaskan pekerjaannya yang sebagai bodyguard Tisha. Samuel menghentikan motornya di pinggir jalan. Lalu dia mengambil ponselnya yang ia simpan di dalam saku jaket yang sedang Samuel kenakan saat ini. dan ternyata yang menghubungi dirinya bukanlah Dirga, melainkan Tisha. Dengan malas Samuel menjawab panggillan tersebut. “Ya, halo Non,” sapa Samuel setelah menggeser tombol hijau yang muncul di layar ponselnya. “Kamu kemana? Kok kata Ayah libur?” tanya Tisha. Terdengar sekali nada bicara wanita itu sungguh tidak sabaran. “Saya ada urusan pribadi, Non. Apa Nona membutuhkan sesuatu? Kalau iya saya akan menyuruh Rano yang menemani Nona hari ini,” ujar Samuel. “Enggak. Aku hanya ingin mendengar suaramu saja. Lagian aku keluar dengan teman-temanku,” balas Tisha yang kemudian menutup sambungan telepon darinya. Samuel menggelengkan kepalanya mengenai sikap wanita yang menjadi atasannya saat ini. sebelum memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jaket, ada notif pesan yang masuk di ponselnya. Lantas Samuel dengan segera membuka pesan dari nomor yang tidak dia kenal. Rupanya isi pesan tersebut sebuah ancaman kepada Samuel untuk tidak mengusik rumah tua itu lagi. Padahal dirinya hanya ingin mengenang masa lalunya saja. Namun kenapa mereka sampai melenyapkan sebuah nyawa yang tidak berdosa seperti tadi. Saat ingin memasukkan kembali ponselnya, ada sebuah notif pesan susulan yang masuk ke ponselnya itu. Samuel membukanya dan tidak lama kemudian rahang pria itu mengeras, serta tangannya mengepal setelah membaca isi pesan yang berisi sebuah ancaman kembali. Jika kau masih nekad ingin pergi ke rumah tua itu lagi, maka aku tidak akan segan untuk melenyapkan kekasih barumu itu. Begitulah isi pesan yang kedua. Dan tidak berselang lama sebuah gambar muncul di layar ponselnya. Samuel meremas ponselnya, siapa yang berani mengancam dirinya seperti ini. terlebih lagi menggunakan putri dari majikannya sekarang. Terlihat di foto itu Tisha sedang berada di sebuah café dengan para teman-temannya. Gadis itu tersenyum lebar menghadap kamera si pelaku yang mengiriminya pesan tersebut. hal itu membuat Samuel langsung menelpon Tisha dan mengurungkan niatannya yang ingin pergi ke rumah tua itu lagi. Saat yang paling penting baginya ialah keselamatan Tisha. Terlebih lagi pelaku yang mengancam dirinya sedang berada di dekat wanita itu. Pada panggila pertama Saemuel tidak mendapatkan jawabannya, lalu ia terus menghubungi Tisha dan menyalakan headset Bluetooth untuk kemudian menyalakan motor gedhenya tersebut. melajukannya dengan kecepatan seperti kilat menuju tempat yang sedang didatangi oleh Tisha, sebagai tempat wanita itu nongkrong dengan teman-temannya. Samuel haapal betul dimana letak tempat café itu. Karena itu merupakan café temannya Langit. Samuel semakin khawatir di saat Tisha tak kunjung mengangkat telepon darinya. Tidak biasanya wanita itu mengabaikan telepon darinya. “Tolong angkat Nona,” desis Samuel seraya melajukan motornye menuju café yang sangat terkenal tersebut untuk kalangan kaum muda. Sedangkan di tempat café, Tisha terlihat sangat bahagia sekali karena bisa berkumpul lagi denga teman-temannya setelah beberapa minggu tidak bisa bertemu karena pekerjaannya yang semakin padat. Wanita itu juga mendengarkan dengan sangaat baik cerita dari salah satu temanya yang baru saja tiba di Indonesia beberapa hari yang lalu. “Berarti di sini yang belum punya pacar hanya Tisha dong?” tanya salah satu teman Tisha yang bernama Diva. Pertanyaan itu di sambut gelak tawa dari teman yang lain. Sedangkan wanita yang menjadi bahan bullian tersebut tidak tinggal diam begitu saja. Sudah pasti wanita itu akan melayangkan protes kepada teman-temannya. “Enak saja. Meskipun aku belum resmi, setidaknya aku sudah bisa menjerat dia. Kalian tunggu saja beberapa hari ke depan. Aku pasti sudah berhasil menahlukkan dia,” sanggah Tisha. “Sama aja kali, kalau kamu sekarang memang sedang jomblo. Sayang banget, cantik, kaya raya, tapi tidak laku,” sambut temannya yang lain dengan sebuah kalimat ledekan. “Ini namanya aku wanita yang berkualitas, bukan hanya jomblo semata yang tidak laku,” sahut Tisha masih membela dirinya sendiri. Sedangkan orang yang dibicarakan dengan langakah besar memasuki café tersebut. Terlihat dengan sangat jelas jika pria itu tengah khawatir dengan sesorang. Napasnya yang ngos-ngosan, serta keringat yang sedikit mengalir dari pelipis hingga leher pria itu, semakin menambah daya tarik pria tersebut. Pria itu seketika menjadi pusat perhatian oleh para remaja yang berada di ruang depan café Benning tersebut. Samuel segera mencari keberadaan nona mudanya tersebut di setiap bilik yang ada di café ini. Satu per satu Samuel periksa dengan teliti dan penuh sikap wasapada. Takut-takut jika lawannya itu menyerang dirinya maupun Tisha di tempat yang banyak orang seperti di café ini. seperti apa yang terjadi kepada anak laki-laki yang tidak bersalah tadi di rumah tua itu. Samuel tidak ingin hal itu terjadi lagi kali ini. terlebih lagi ini mengenai keselamatan putri dari pendiri sebuah organisasi dunia gelap yang sangat terkenal di amerika yang sekarang sedang menjelma menjadi seekor kucing yang sangat penurut sama majikannya. Pria itu tidak berhenti mencari keberadaan Tisha, hingga pada saat dia sampai pada satu ruangan yang berada paling ujung. Sedikit jauh dari keberadaan pelanggan yang lain. Dari ruangan itu, Samuel hapal betul jika arah pandangannya mengarah ke sebuah jalan da nada sebuah jendela besar di sana. Di sisi kanannya juga terdapat sebuah sungai dengan kedalaman yang cukup dalam. Jantung Samuel berdegup semakin kencang, bukan karena dia sedang jatuh cinta atau sejenisnya. Melainkan Samuel sangat takut kejadian yang sudah kerap kali terjadi pada orang disekitarnya yang meninggal dengan cara mereka yang sangat susah Samuel lupakan. Dengan penuh kehatian Samuel memelankan langkahnya. Mengatur napasnya kembali agar terlihat tenang. Ia tidak ingin membuat lawannyaa itu memiliki kesempatan dan mengetahui kelemahannya dengan sangat mudah. Samuel sudah berada dekat di ruangan terakhir yang belum Samuel periksa. Di sebelah ruangan itu, Samuel mendengar suara gelak tawa dari beberapa wanita yang ada di dalam bilik itu. Kemudian Samuel dengan sikap siaganya, mulai melangkah mendekat untuk kemudian masuk ke dalam bilik yang berisikan beberapa wanita di dalamnya termasuk juga Tisha dan salah satu teman wanita itu yang Samuel kenali dengan nama Killa. Wanita yang pertama kali ia lihat saat dirinya tengah menyelamatkan Tisha dan Killa dari preman yang menghadang mereka. “Nona, bisakah anda keluar dari sini segera,” pinta Samuel dengan wajah tenangnya. Namun matanya menilisik satu per satu teman Tisha yang berada di ruangan ini. Tisha sangat terkejud dengan datangnya Samuel yang tiba-tiba. “Bagaimana kamu bisa tahu aku ada di sini?” tanya Tisha dengan wajahnya yang terkejut sekaligus senang. Tisha tidak menyangka jika bodyguard nya itu bisa menemukan dirinya, padahal dirinya tadi tidak memberitahukan di mana ia sekarang berada. “Saya mohon, segera Nona beranjak dari sana,” tegas Samuel lagi dengan menatap dalam ke arah Tisha. Tisha pun tidak bisa menolak permintaan pria miskin ekspresi tersebut. Sementara para teman Tisha yang berada di sana, tersihir seketika dengan pesona yang dimiliki oleh pria berwajah dingin tersebut. di tambah keringat yang mengalir dari pelipis turun hingga ke area leher, serta jaket kulit yang sedang dikenakan oleh pria itu. Terliat sangat macho dan gagah. Hal itu semakin menambah daya tarik dari pria itu. Namun, tidak dengan seseorang yang sedari tadi menatap Samuel dengan tatapan berjuta arti. Diam-diam orang itu menampilkan smirk tipis tanpa disadari oleh siapapun.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN